Minggu, 26 Maret 2017

TEKNIK PERAWATAN MESIN
 IKHSAN FADILAH
             3IC08
          25414144

“MAINTENANCE & REPAIR”

Fungsi Department
M&R (Maintenance and Repair )
adalah salah satu departemen di container depot yang mempunyai tugas pokok adalah melakukan perawatan dan perbaikan untuk meyediakan container yang layak dan bisa dipergunakan untuk export dengan kata lain adalah aman untuk cargo dan aman waktu pengapalan sehingga barang yang dibawa oleh container bisa sampai ke tempat tujuan dalam kondisi baik.
Dalam melakukan perawatan dan perbaikan container pedoman yang harus digunakan adalah Guide for Container yang dikeluarkan oleh IICL ( Institute International Container Lessor ) dan Guidance dari pemilik container. Adapun proses dalam penyediaan container yang layak untuk export diperlukan beberapa proses tahapan pengerjaan yaitu pengecekan container , pencucian container , estimasi of repair container , perbaikan container. Semua tahapan tersebut harus dilakukan oleh orang – orang yang mempunyai skill dan pengetahuan di container secara baik dan memahami standard internasional yang telah ditetapkan yaitu IICL dan standard tambahan yang diterbitkan oleh pemilik container .
Perawatan dan perbaikan tentunya harus dilakukan dengan tepat , effective dan effisien sehingga menghasilkan kualitas yang baik. Dalam mendapatkan kualitas yang baik ditentukan bebrapa faktor seperti Qualitas Material , Qualitas skill SDM , Qualitas Tools , Qualitas Fasilitas depot container tersebut. Pemilik container tentunya mengharapkan mendapatkan pelayanan qualitas yang tinggi sehingga menghasilkan kepuasan pelanggan dan kenyamanan untuk shipper mengunakan container tersebut.

Jenis-Jenis Maintenance
Jenis-jenis Maintenance (Perawatan)
Maintenance atau Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:
1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.
2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala. Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :
  • a. Periodic Maintenance (Perawatan Berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah  perawatan  berkala yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya dilakukan dalam harian , mingguan , bulanan ataupun tahunan.
  • b. Predictive Miantenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal).
Jenis-jenis Perawatan atau Maintenance diatas perlu dipelajari dan diketahui dalam menerapkan Total Productive Maintenance (TPM). Untuk mengukur kinerja Mesin, kita dapat menghitungnya dengan rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness).


Susunan Jenis-Jenis Maintenance

Istilah-Istilah Maintenance
a. Availability : Periode waktu dimana alat atau fasilitas dalam keadaan siap untuk dipakai atau dioperasikan.
b. Downtime : Periode waktu dimana alat atau fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai atau dioperasikan.
 c. Breakdown : Pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu alat atau fasilitas yang diduga telah mengalami kerusakan.
 d. 6 big loses  : 6 kerugian besar, yaitu :
- Breakdown: Kerugian akibat Rusaknya Mesin (Peralatan dan Perlengkapan Kerja).
- Setup and Adjustments: Kerugian yang diakibatkan perlunya Persiapan ulang peralatan dan perlengkapan kerja.
- Small Stops: Kerugian akibat terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin tidak dapat beroperasi secara optimal.
- Slow Running: Kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
- Startup Defect: Kerugian yang diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup (saat awal mesin beroperasi).
- Production Defect: Kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam proses produksi.
 e. Overhaul:  Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau sebagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang di terima.
f. Perhitungan Efisiensi Mesin: Sebuah rumus perhitungan hasil pembagian antara Running Hours dibagi dengan hasil penjumlahan antara Running Hours dan Down Time.

Keuntungan adanya Departemen Maintenance dibandingkan dengan menyewa kontraktor dari luar
            Dengan mempunyai Departemen Maintenance Sendiri, perusahaan dapat melakukan penghematan dalam segi biaya, sehingga anggaran yang akan digunakan pun dapat dialokasikan pada sektor lain , atau digunakan untuk keperluan departemen maintenance itu sendiri.
            Perusahaan pun dapat langsung memantau dan memberi arahan , sehingga hasil kerja yang di dapat pun memuaskan dan tidak mengecewakan.

DAFTAR PUSTAKA